Senin, 23 April 2012

Pendekatan Pembelajaran

1.    Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pada kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru memberikan bahan kepada siswa untuk di kerjakan secara individu di kelas. Siswa mengerjakan tugas-tugas secara individu sesuai dengan petunjuk yang ada dalam bahan ajar. Guru bertugas mengontrol masing-masing siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan. Dalam kesempatan lain guru membentuk kelompok-kelompok siswa yang bertugas mendiskusikan materi dan tugas tertentu yang kemudian harus disampaikan di depan kelas.
 Guru menyediakan bahan yang diperlukan oleh masing-masing kelompok dan memberikan bimbingan yang dibutuhkan. Sering pula guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara menjelaskan di depan kelas, sementara murid mendengarkan dan mencatat bagian-bagian yang penting. Kemudian murid diberi kesempatan untuk menanyakan bagian mana yang belum jelas, dan pada bagian akhir murid diberi tugas tertentu sesuai dengan materi yang telah dibahas.
Ketiga bentuk perlakuan guru diatas menggambarkan cara yang dilakukan oleh guru dalam upaya membelajarkan siswa. Ketiga pendekatan tersebut mempunyai tujuan, prinsip, dan tekanan yang berbeda. Dengam demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan atau strategi pembelajaran merupakan penterjemah filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik.

a.    Pendekatan ditinjau dari segi Pengolahan Pesan
Ada dua cara pandangan yang berbeda mengenai pendekatan dalam proses belajar mengajar yaitu belajar penerimaan dan belajar penemuan.
•    Belajar Penerimaan
Pendekatan proses pembelajaran penerimaan dikembangkan menjadi strategi ekspositif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Penyajian informasi yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik atau demonstrasi praktis.
b.    Tes terhadap resepsi, ungkapan, dan pemahaman
c.    Menyediakan kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan dengan suatu contoh tertentu .
d.    Menyediakan kesempatan untuk penerapan kedalam situasi nyata sesuai dengan informasi yang baru di pelajari.
•    Belajar Penemuan
Pendekatan proses belajar penemuan dikembangkan menjadi metode discoveri  dan inkuiri. Metode diskoveri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Menyajikan kesempatan untuk bertindak atau berbuat dan mengamati konsekuensi-konsekuensi tindakan tersebut.
b.    Tes terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat.
c.    Penyajian kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja dipelajari ke dalam situasi yang nyata.
Sementara itu langkah –langkah dalam metode inkuiry adalah :
a.    Identifikasi kebutuhan siswa
b.    Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian dan generalisasi yang akan dipelajari.
c.    Guru membantu memperjelas tugas atau problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa
d.    Seleksi bahan dan problema atau tugas-tugas
e.    Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan
f.    Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
g.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan
h.    Membantu siswa dengan informasi  atau data jika perlu
i.    Guru memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang meengarah dan mengidentifikasi proses.
j.    Merangsang terjadinya interaksi antar siswa.
k.    Memotivasi siswa yang giat dalam proses penerimaan
l.    Membantu siswa dalam menemukan prinnsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan.
b.    Pendekatan Ditinjau dari Pengorganisasian Siswa
1.    Pembelajaran secara individual
     Pembelajaran secara individual adalah kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan  bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masin individu. Ciri-cirinya dapat dilihat dari :
-    Pencapaian tujuan pengajaran
Pencapaian tujuan pembelajaran disini tergantung kepada kemampuan individual siswa
-    Peranan siswa dan guru
Dalam pembelajaran individual siswa merupakan titik sentral dalam pelayanan pembelajaran, sedangkan peranan guru disini adalah memfasilitasi siswa dalam beberapa hal antara lain membantu merencanakan kegiatan belajar, mengorganisasikan kegiatan belajar, memberikan fasilitas dan mempermudah cara belajar.
-    Progaram pembelajaran
Program yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan secara mandiri dengan bantuan yang sangat minim dari guru. Bentuknya antara lain berupa modul, paket belajar, pengajaran berprogram, dan pengajaran berbantuan komputer.
        Progam pembelajaran individual berorientasi pada pemberian fasilitas pada setiap siswa agar siswa dapat belajar secara mandiri. Kemandirian dalam belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan individu.
2.    Pembelajaran secara berkelompok
       Dalam kegiatan belajar mengajar dikelas ada kalanya guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota antara 4-8 orang siswa. Dalam pembelajaran berkelompok guru dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif kepada setiap kelompok. Dalam pembelajaran berkelompok hubungan guru dengan siswa lebih akrab, kelompok memperoleh bantuan sesuai dengan kebutuhan. Ciri-ciri yang nampak dari pembelajaran berkelompok ini dapat dilihat dari beberapa aspek :
-    Pencapaian tujuan pengajaran
Pencapaian tujuan pengajaran pada pembelajaran berkelompok dapat di proses melalui proses kerja kelompok. Pembagian kerja untuk masing-masing anggota memupuk rasa tanggung jawab dari siswa. Siswa dilatih agar mampu memecahkan masalah secara rasional dalam kelompok yang dinamis.
-    Perana guru dan siswa
Dalam pembelajaran berkelompok siswa adalah anggota kelompok belajar yang solid dan kompak dalam memecahkan masalah kelompok. Cirinya yang menonjol adalah adanya kesadaran bersam dalam mewujudkan tujuan kelompok, adanya rasa saling tergantung dan saling membutuhkan. Peranan guru dalam pembelajaran berkelompok yang utama sekali adalah memberikan perhatian kepada semangat kerja kelompok dalam memecahkan masalah kelompok. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan tentang bagaimana menbentuk kelompok, perencanaan tugas, mengawasi, dan mengevaluasi hasil kerja kelompok.

3.    Pembelajaran secara Klasikal
   Pengajaran klasikal merupakan pengajaran yang paling praktis dimana seorang guru menghadapi siswa yang jumlahnya mencapai empat puluhan. Walaupun demikian, pengajaran klasikal menuntut kemampuan guru sekaligus dalam dua hal, yaitu mengelola kelas dan mengelola pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar yang baik. Dalam hal ini, mencakup kondisi fisik kelas dan kondisi emosional siswa yang akan belajar. Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dapat mengatasi gangguan yang muncul dalam proses belajar dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
Pengelolaan pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan belajar. Tekanan utama dalam pembelajaran klasikal adalah seluruh anggota kelas. Oleh sebab itu, guru perlu menyusun disain instruksional yang lengkap, sehingga pelajaran dapat berjalan dengan lancar. Sebelum penyajian pembelajaran, guru sudah menetapkan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.
Dengan demikian, siswa memahami apa yang harus dilakukan dan bagian mana yang mendapat penekanan untuk dicatat dan dipahami. Disamping itu guru perlu menciptakan suasana tertib sehingga perhatian siswa dapat terfokus kepada materi pelajaran yang diberikan dan siswa akan terlibat aktif.


c.    Pendekatan ditinjau dari segi format belajar
1.    Pembelajaran tatap muka
Proses pembelajaran dimanaguru dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran yang berlangsung. Pada proses tersebut terjadi interaksi antara siswa dan guru dalam mempelajari materi tertentu. Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dapat langsung dibicarakan dengan guru.
2.    Pembelajaran non-tatap muka
       Disebut juga dengan belajar mandiri. Dalam kegiatan ini siswa menggunakan bahan belajar yang di disain secara khusus. Bahan tersebut dipelajarinya tanpa tergantung akan kehadiran guru. Jenis bahan-bahan belajar itu dapat berupa salah satu dari program media, seperti modul, film, kaset, audio, slide, komputer dan lain-lain

d.    Posisi guru dan siswa dalam pengelolaan pesan
     Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Cara yang ditempuh hendaknya dititikberatkan kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar sementara guru adalah sebagai fasilitator dan motivator.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.